Minggu, 14 Juni 2015

Penanggulangan Penyakit Karat Puru Pada Tanaman Sengon Muda

        I.            Pendahuluan
Mengingat pentingnya produk kayu sengon untuk kebutuhan industri dan bahan bangunan yang di gunakan masyarakat, serta besarnya bahaya ancaman penyakit karat tumor pada tanaman sengon tersebut maka para pihak yang berkepentingan perlu bersama-sama memikirkan langkah penanganan  masalah penyakit karat tumor tersebut. Dalam jangka panjang perlu dipikirkan alternatif tanaman lain yang memiliki kualitas kayu setara dengan sengon, namun dalam jangka pendek ini perlu dicarikan strategi penyelamatan tanaman sengon yang masih ada dan kemungkinan penanaman sengon baru yang bebas atau dapat terhindari dari serangan karat tumor.
      II.            Isi Materi

A.     Penyebab Penyakit Karat Tumor pada Sengon
Penyebab penyakit ini telah diidentifikasi sebagai jamur karat (Uromycladium tepperianum). Jamur ini merupakan penyebab penyakit yang sama pada tanaman sengon yang tersebar di Filipina, Timor Leste, dan Malaysia.
Jamur ini merupakan anggota dari klas Basidiomycetes, bersifat parasit obligat yang artinya hanya dapat hidup pada inang yang hidup saja dan tidak dapat ditumbuhkan pada media buatan. Jamur karat hanya memerlukan satu inang saja, misalnya tanaman sengon untuk menyelesaikan seluruh siklus hidupnya. Jamur hanya membentuk satu macam spora bernama teliospora yang sangat mudah diterbangkan oleh angin.  
B.     Tanaman yang dapat menjadi inang jamur U.repperianum
U.tepperianum diketahui memiliki inang sebanyak 57 spesies Akasia di Australia. Jamur tersebut juga dapat menyerang Paraserianthes lopantha ssp.lopantha (Willd) Nielsen di Australia dan P.lopantha ssp.montana (Junghuhn) Nielsen di Jawa dan Albizia (Paraserianthes) spp. di Papua Nugini.  
C.     Proses terjadinya gejala pada tanaman muda di lapangan
Pada dasarnya U.tepperianum hanya mampu menginfeksi jaringan-jaringan tanaman yang muda. Dengan demikian kemungkinan terjadinya infeksi baru pada jaringan dewasa di lapangan sangat kecil. Gejala pada tanaman dewasa pada dasarnya berasal dari infeksi yang terjadi pada tanaman muda atau bahkan dari semai. Hanya saja karena respon setiap tanaman berbeda, dan lingkungan mikro di sekitar tanaman juga berbeda maka gejala yang muncul saatnya juga berbeda-beda. Di lapangan, semai yang telah terinfeksi jamur U.tepperianum sejak di persemaian akan cepat menunjukkan gejala. Namun, kecepatan pembentukan gejala akan sangat bergantung pada lokasi penanamannya.
b.  Pada Tanaman Muda sebelum Umur 1 Tahun
1.       Tanaman muda yang telah menunjukkan gejala karat tumor pada tingkat awal dan masih berpotensi untuk tumbuh dengan baik, perlu segera dirawat. Penyemprotan dengan fungisida yang sesuai terutama saat cuaca mendung namun tidak hujan, sangat dianjurkan. Penyemprotan dapat dilakukan satu minggu sekali selama 1 bulan. Setelah itu, intensitas penyemprotan dijarangkan menjadi 2 minggu sekali selama 2 bulan.
2.       Pemupukan dengan pupuk NPK perlu dilakukan untuk meningkatkan kekokohan tanaman. Namun proporsi unsur N (nitrogen) sebaiknya diturunkan, sedangkan proporsi unsur K (kalium) ditingkatkan, karena jamur karat merupakan parasit obligat, maka perkembangan jamur akan intensif pada tanaman yang tumbuh subur. Pupuk N yang tinggi menyebabkan tanaman tumbuh lebih cepat, sehingga lebih rentan terhadap serangan jamur karat. Sedangkan pupuk K, dapat berfungsi untuk meningkatkan kekerasan dan kerapatan sel-sel tanaman sehingga relatif akan lebih toleran terhadap infeksi oleh jamur karat.  
3.       Tanaman muda yang menunjukkan gejala karat tumor lanjut dan batangnya memiliki kenampakan yang tidak baik serta tidak prospektif, perlu segera dicabut, disingkirkan dari lapangan, dimasukkan dalam lubang dan ditimbun dalam tanah.  
4.       Di lapangan, pembakaran tumor yang masih berwarna coklat segar dengan spora yang masih aktif di permukaannya sangat tidak dibenarkan, karena justru dapat menyebarkan spora aktif tersebut ke sekitarnya. Namun, pembakaran tanaman sengon yang telah kering dengan tumor berwarna hitam dan telah dikumpulkan ke dalam lubang tanah, dapat dibenarkan.
5.       Secara umum, pembakaran tanaman, bagian tanaman ataupun tumor pada saat masih berada pada tanaman di lapangan, tanpa mengumpulkan terlebih dahulu ke dalam lubang tanah, adalah tidak dibenarkan. Adanya sedikit angin yang dipacu oleh api, sangat berperan dalam menyebarkan spora jamur karat, disamping juga dapat membahayakan tanaman di sekitarnya.
6.       Penanaman sengon baru hendaknya dilakukan di lokasi di bawah 300 mdpl menggunakan bibit yang kuat, di lokasi yang tidak lembab dan terbuka. Pada hari pertama semai dipindahkan di lapangan, perlu dilakukan penyemprotan dengan fungisida protektan. Penyemprotan dilakukan 5-6 hari sekali selama 1 bulan, dilanjutkan 2 minggu sekali selama 2 bulan dan 1 bulan sekali selama 6 bulan. Bagian yang disemprot diutamakan pada bagian pucuk yang jaringannya masih muda dan mudah terinfeksi oleh jamur karat penyebab penyakit karat tumor.
7.       Monitoring secara intensif pada tanaman muda untuk segera menghilangkan inokulum jamur di lapangan agar tidak menyebar dan berkembang, perlu dilakukan secara serius. Petugas monitoring ataupun petani, perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk mengenali dan menghilangkan inokulum di lapangan, agar hasilnya dapat optimal.  
    III.            Kesimpulan.

Dengan dilaksanakannya penanggulangan penyakit karat tumor pada tanaman muda sejak dini diharapkan budidaya tanman sengon dapat terselamatkan sehingga akan memberikan keuntungan sesuai harapan petani, selain itu penyebaran karat tumor dapat ditekan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar