I.
Pendahuluan
Mengingat pentingnya produk kayu sengon untuk kebutuhan industri dan bahan bangunan yang di
gunakan masyarakat,
serta besarnya bahaya ancaman penyakit karat tumor pada tanaman sengon tersebut
maka para pihak yang berkepentingan perlu bersama-sama memikirkan langkah
penanganan masalah penyakit karat tumor tersebut. Dalam jangka panjang
perlu dipikirkan alternatif tanaman lain yang memiliki kualitas kayu setara
dengan sengon, namun dalam jangka pendek ini perlu dicarikan strategi
penyelamatan tanaman sengon yang masih ada dan kemungkinan penanaman sengon
baru yang bebas atau dapat terhindari dari serangan karat tumor.
II.
Isi Materi
A.
Penyebab
Penyakit Karat Tumor pada Sengon
Penyebab penyakit ini telah diidentifikasi sebagai jamur karat
(Uromycladium tepperianum). Jamur ini merupakan penyebab penyakit yang sama
pada tanaman sengon yang tersebar di Filipina, Timor Leste, dan Malaysia.
Jamur ini merupakan anggota dari klas Basidiomycetes, bersifat parasit obligat yang artinya
hanya dapat hidup pada inang yang hidup saja dan tidak dapat ditumbuhkan pada
media buatan. Jamur karat hanya memerlukan satu inang saja, misalnya tanaman
sengon untuk menyelesaikan seluruh siklus hidupnya. Jamur hanya membentuk satu
macam spora bernama teliospora
yang sangat mudah diterbangkan oleh angin.
B.
Tanaman yang dapat menjadi inang jamur U.repperianum
U.tepperianum
diketahui memiliki inang sebanyak 57 spesies Akasia di Australia. Jamur
tersebut juga dapat menyerang Paraserianthes lopantha ssp.lopantha (Willd)
Nielsen di Australia dan P.lopantha ssp.montana (Junghuhn) Nielsen di Jawa dan
Albizia (Paraserianthes) spp. di Papua Nugini.
C.
Proses terjadinya gejala pada tanaman muda di lapangan
Pada dasarnya U.tepperianum hanya mampu menginfeksi jaringan-jaringan
tanaman yang muda. Dengan demikian kemungkinan terjadinya infeksi baru pada
jaringan dewasa di lapangan sangat kecil. Gejala pada tanaman dewasa pada
dasarnya berasal dari infeksi yang terjadi pada tanaman muda atau bahkan dari
semai. Hanya saja karena respon setiap tanaman berbeda, dan lingkungan mikro di
sekitar tanaman juga berbeda maka gejala yang muncul saatnya juga berbeda-beda.
Di lapangan, semai yang telah terinfeksi jamur U.tepperianum sejak di persemaian akan cepat menunjukkan
gejala. Namun, kecepatan pembentukan gejala akan sangat bergantung pada lokasi
penanamannya.
b. Pada
Tanaman Muda sebelum Umur 1 Tahun
1.
Tanaman muda yang
telah menunjukkan gejala karat tumor pada tingkat awal dan masih berpotensi untuk
tumbuh dengan baik, perlu segera dirawat. Penyemprotan dengan fungisida yang
sesuai terutama saat cuaca mendung namun tidak hujan, sangat dianjurkan.
Penyemprotan dapat dilakukan satu minggu sekali selama 1 bulan. Setelah itu,
intensitas penyemprotan dijarangkan menjadi 2 minggu sekali selama 2 bulan.
2.
Pemupukan dengan pupuk
NPK perlu dilakukan untuk meningkatkan kekokohan tanaman. Namun proporsi unsur
N (nitrogen) sebaiknya diturunkan, sedangkan proporsi unsur K (kalium)
ditingkatkan, karena jamur karat merupakan parasit obligat, maka perkembangan
jamur akan intensif pada tanaman yang tumbuh subur. Pupuk N yang tinggi
menyebabkan tanaman tumbuh lebih cepat, sehingga lebih rentan terhadap serangan
jamur karat. Sedangkan pupuk K, dapat berfungsi untuk meningkatkan kekerasan
dan kerapatan sel-sel tanaman sehingga relatif akan lebih toleran terhadap
infeksi oleh jamur karat.
3.
Tanaman muda yang
menunjukkan gejala karat tumor lanjut dan batangnya memiliki kenampakan yang
tidak baik serta tidak prospektif, perlu segera dicabut, disingkirkan dari
lapangan, dimasukkan dalam lubang dan ditimbun dalam tanah.
4.
Di lapangan, pembakaran tumor yang masih berwarna
coklat segar dengan spora yang masih aktif di permukaannya sangat tidak
dibenarkan, karena justru dapat menyebarkan spora aktif tersebut ke sekitarnya.
Namun, pembakaran tanaman sengon yang telah kering dengan tumor berwarna hitam
dan telah dikumpulkan ke dalam lubang tanah, dapat dibenarkan.
5.
Secara umum,
pembakaran tanaman, bagian tanaman ataupun tumor pada saat masih berada pada
tanaman di lapangan, tanpa mengumpulkan terlebih dahulu ke dalam lubang tanah,
adalah tidak dibenarkan. Adanya sedikit angin yang dipacu oleh api, sangat
berperan dalam menyebarkan spora jamur karat, disamping juga dapat membahayakan
tanaman di sekitarnya.
6.
Penanaman sengon baru
hendaknya dilakukan di lokasi di bawah 300 mdpl menggunakan bibit yang kuat, di
lokasi yang tidak lembab dan terbuka. Pada hari pertama semai dipindahkan di
lapangan, perlu dilakukan penyemprotan dengan fungisida protektan. Penyemprotan
dilakukan 5-6 hari sekali selama 1 bulan, dilanjutkan 2 minggu sekali selama 2
bulan dan 1 bulan sekali selama 6 bulan. Bagian yang disemprot diutamakan pada
bagian pucuk yang jaringannya masih muda dan mudah terinfeksi oleh jamur karat
penyebab penyakit karat tumor.
7.
Monitoring secara
intensif pada tanaman muda untuk segera menghilangkan inokulum jamur di
lapangan agar tidak menyebar dan berkembang, perlu dilakukan secara serius.
Petugas monitoring ataupun petani, perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk
mengenali dan menghilangkan inokulum di lapangan, agar hasilnya dapat optimal.
III.
Kesimpulan.
Dengan dilaksanakannya
penanggulangan penyakit karat tumor pada tanaman muda sejak dini diharapkan
budidaya tanman sengon dapat terselamatkan sehingga akan memberikan keuntungan
sesuai harapan petani, selain itu penyebaran karat tumor dapat ditekan.